Saturday, January 25, 2014

BERANDA

Pupuk Organik Hayati Ultra Gen

Pupuk Organik Hayati Ultra Gen

Perpaduan Mikroba “Bhinneka Tunggal Ika” dan Unsur Hara hasil Teknologi Nano

Pupuk Organik Ultra Gen
Pupuk Organik Hayati Ultra Gen
Pupuk Hayati “Ultra Gen” adalah merupakan pupuk hayati cair yang mengandung lebih dari 24 mikroorganisme unggul dan gabungan unsur hara hasil rekayasa teknologi Nano, yang bekerja secara sinergi holistik dan berperan sebagai fabrikasi unsur hara dan “manajer” dalam mengelola keseimbangan unsur hara dalam tanah. Pupuk “Ultra Gen mampu menguraikan zat-zat kimia/beracun dalam tanah, menghasilkan hormon pertumbuhan, meningkatkan pertumbuhan tanaman mulai dari akar, batang, daun, bunga dan buah serta meningkatkan imunitas bagi tanaman dan melindungi tanaman dari hama penyakit.
Mikroba “Bhinneka Tunggal Ika”
Koloni mikroorganisme yang terkandung dalam pupuk Ultra Gen memiliki sifat dan peran yang berlainan yang terkadang dapat saling membunuh, padahal mikroba-mikroba yang berlainan jenis tersebut memiliki peran dan keunggulannya masing-masing. Namun setelah ditambahkan koloni mikroba hasil riset dari PT. Indonusa Panca Raya ternyata koloni mikroba tersebut mampu mempersatukan segala macam perbedaan jenis mikroba-mikroba yang ada menjadi suatu fungsi yang luar biasa dalam proses perbaikan tanah dan peningkatan hasil produksi tanaman budidaya Itu sebabnya mikroba temuan PT.Indonusa Panca Raya ini dinamakan Mikroba “Bhinneka Tunggal Ika” yang merupakan mikroba yang berasal dari kearifan lokal Bangsa Indonesia.
Unsur Hara Makro-Mikro hasil Teknologi Nano
Pupuk adalah makanan bagi seluruh jenis tanaman, tanaman mengambil makanan dengan cara menghisap melalui “pori pori” yang ada pada ujung akar, ujung daun dan seluruh bagian tanaman yang berada di atas tanah.
penyerapan hara oleh akar
penyerapan hara oleh akar
Penerapan teknologi Nano dalam proses produksi pupuk Ultra Gen adalah menciptakan suatu “unsur hara” yang memiliki karakteristik slow release (lepas lambat) dan tersusun atas partikel yang sangat kecil (nano). Makin halus ukuran hara makin mudah atau makin cepat di serap dan dicerna oleh tanaman baik perakaran, stomata dan jaringan meristem. Karena lebih mudah dan lebih cepat diserap dan dicerna, maka jumlah pemakaian pupuk akan dapat dihemat tanpa mengganggu hasil produksi panen.
Pupuk yang menggunakan teknologi nano bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan hara, perlindungan tanaman dari hama penyakit, serta meningkatkan hasil produktivitas tanaman dengan efisiensi dan penghematan sumberdaya lahan.
RIset dan Legalitas
Pupuk Ultra Gen merupakan hasil riset dari PT.Indonusa Panca Raya (IPR) yang telah dilakukan sejak tahun 2005. Pada kuartal ketiga 2013 lalu, pupuk “Ultra Gen” ini resmi dipasarkan dan  telah diakui dengan sertifikasi dari Sucofindo, Litbang Tanah Kementerian Pertanian RI, Institut Pertanian Bogor dan telah mendapatkan ijin edar dari Departemen Pertanian serta dilindungi oleh hak paten dari Dirjen HAKI. Saat ini Pupuk “Ultra Gen sedang melakukan proses Sertifikasi Organik Internasional dan SNI yang diperkirakan akan selesai pada akhir 2013
Sejarah Pupuk Ultra Gen
Proses riset Pupuk Ultra Gen dimulai sejak 2005, Pupuk ini awalnya lebih dikenal masyarakat dengan sebutan pupuk MOL (Mikro Organisme Lokal). Karena mikroba-mikroba yang ada, dikumpulkan dari berbagai daerah di Indonesia.
Karena bentuknya cair, pada waktu itu tidak banyak petani yang mau mencoba. Karena dianggap belum melakukan pemupukan jika hanya melakukan penyemprotan, karena para petani lebih terbiasa menggunakan pupuk padat/granul.
Percobaan dan demplot mulai sering dilakukan terutama di daerah Kebumen dan sekitar jawa tengah yang kaya akan lahan pertanian. Dari ratusan demplot yang dilakukan ke para petani akhirnya formula pupuk ini mulai disempurnakan.
Salah satu fakta yang dihadapi adalah bahwa tidak semua area pertanian itu cocok dengan mikroba yang ditemukan. Setiap area atau lahan pertanian memiliki karakteristik tanah dan kesuburan yang berbeda.
penyimpanan mikroba
penyimpanan mikroba
Demikian pula tidak semua mikroba dapat disatukan dalah wadah yang sama, dikarenakan sifat dan karakter mikroba yang berbeda. Dari ratusan jenis mikroba yang dikumpulkan, hanya maksimal 9-10 jenis mikroba saja yang dapat hidup bersama dalam 1 tempat.
Sampai pada suatu ketika, team survey PT.IPR melakukan perjalanan ke Pontianak – Kalimantan Barat dalam rangka peluang bisnis perkebunan Kelapa Sawit. Lahan Perkebunan di Kalimnatan Barat dikenal dengan gambut yang cukup tebal, sehingga sangat sulit ditanami oleh tanaman apapun karena kadar keasamannya yang cukup tinggi.
Team survey menjumpai sekelompok tanaman yang tumbuh dengan subur dan lebat di
tengah gambut yang sangat tebal. Diduga pasti ada mikroorganisme lokal yang mampu menciptakan ekosistem sehingga tanaman tersebut dapat tumbuh dengan subur.
TANAH-GAMBUTAkhirnya ketika sample tanah dibawa ke Jakarta untuk diteliti di laboratorium, ditemukan sekelompok mikroba yang memiliki fungsi untuk mengatur harmonisasi antar kelompok mikroba yang berlainan jenis. Sehingga terjadi synergi holistic antar mikroba yang dapat menciptakan suatu ekosistem yang baik
Terjawab sudah masalah yang dihadapi, sehingga formulasi pupuk Ultra Gen semakin disempurnakan. Tidak berhenti disini, demplot demi demplot pun dilakukan dan mulai diarahkan kepada perbaikan lahan kritis dan marginal. Bahkan PT.IPR telah mencoba penerapan Teknologi Nano pada proses produksi pupuk Ultra Gen untuk meningkatkan kinerja pupuk dan efisiensi dari segi biaya.
Aplikasi Ultra Gen paa lahan berpasir
Aplikasi Ultra Gen pada lahan berpasir
Demplot Pupuk Ultra Gen yang dilakukan oleh PT.IPR pada lahan kritis dan marginal, pertama kali dilakukan pada lahan ex tambang batubara di Kalimatan Timur. Hasilnya cukup mencengangkan, dalam waktu 6-8 bulan saja, area yang sebelumnya tandus dengan tingkat keasaman tinggi (pirit) dapat dikembalikan menjadi hijau.
Pengalaman ini membuat PT.IPR semakin percaya diri untuk terus mengembangkan formulasi pupuk ultra gen menjadi lebih baik. Kali ini demplot diujicobakan pada lahan berpasir dan berbatu bekas tambang batu split di Temanggung – Jawa Tengah. Dari tanah yang awal mulanya gersang dan berpasir akhirnya bisa ditanami kembali.
Formulasi Pupuk Ultra Gen ini telah terbukti sangat ampuh pada lahan gambut, kritis dan marginal serta bekas tambang untuk mengembalikan lahan kepada fungsinya yaitu sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Tidak heran perusahan-perusahan tambang dan perkebunan di Kalimantan yang memiliki lahan gambut yang cukup luas, memulai melirik Pupuk Ultra Gen untuk menjadi pupuk utama dalam kegiatan reklamasi dan budidaya.
Aplikasi Ultra Gen di Qatar
Aplikasi Ultra Gen di Qatar
Perlahan tapi pasti, keampuhan pupuk Ultra Gen ini mulai terdengar hingga ke mancanegara. Brunei Darusalam, Timor Leste dan Qatar adalah negara-negara lahan tandus yang memiliki keinginan besar untuk mengatasi masalah pertanian di negara mereka.
Dengan adanya kombinasi antara teknologi mikroba “Bhinneka Tunggal Ika” dan Teknologi Nano yang merupakan teknologi karya anak bangsa, diharapkan petani dapat meningkatkan hasil produksi. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan secara petani secara umum dan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Kehebatan Pupuk Ultra Gen tidak hanya terkenal di mancanegara, di dalam negeri sendiri, Pupuk Ultra Gen juga telah teruji di berbagai komoditi pertanian dan perkebunan. Telah diaplikasikan dan dikembangkan lebih dari 7 tahun (sejak 2005).
Hasil perpaduan Dua Teknologi ini menghasilkan hasil produksi tanaman budidaya meningkat secara dahsyat dengan biaya yang sangat efisien.
Perbandingan harga Pupuk Ultra Gen dengan Pupuk Kimia
Perbandingan Pupuk Ultra Gen dan Pupuk Kimia
1  Liter Pupuk Ultra Gen setara dengan pemakaian Urea 60 Kg, SP36 30 Kg dan KCL 20 Kg.  Yang Tentu saja sangat menghemat biaya produksi. Jika kita hitung biaya Penggunaan Pupuk An Organik pada tabel disamping, terlihat  bahwa nilai ekonomis Pupuk Ultra hanya sepertiga dari harga pupuk An Organik.
Cara Aplikasi Pupuk Ultra Gen pun sangat mudah. Cukup mencampurkan 100 liter air pada 1 Liter Pupuk Ultra Gen, maka pupuk ini bisa langsung siap diaplikasikan baik melalui penyemprotan, penyiraman atau pengocoran.
Untuk hasil yang lebih baik, disarankan untuk melakukan proses fermentasi terlebih dahulu selama min 48 jam,  sebelum dilakukan pemupukan. Karena pada saat proses fermentasi dilakukan, terjadilah pelipatgandaan mikroba yang dapat membelah diri berulangkali. Dalam proses fermentasi ini pun dihasilkan berbagai macam enzim baik hormon pertumbuhan (ZPT), asam amino, dll. Yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman baik secara vegetatif maupun generatif.
Cara fermentasinya pun sangat sederhana, cukup menambahkan  1 Liter Pupuk Ultra Gen, 1 Kg Gula ,  yang semuanya itu dilarutkan dalam 18 liter air bersih dalam jurigen 20 liter yang tertutup rapat selama min 48 jam.
Namun jika tidak ingin repot, tetap bisa menggunakan cara langsung, walaupun hasilnya tidak sebagus jika dilakukan proses fermentasi terlebih dahulu.
Penyemprotan/penyiraman pada tanaman sebaiknya dilakukan pada pada pagi hari atau sore hari dengan kondisi tanah agak lembab/basah. Pada 2-3 kali penyemprotan pertama difokuskan kepada tanah dan perakaran. Yang bertujuan untuk memperbaiki kesuburan tanah dan memperkuat perakaran. Penyemprotan berikutnya dapat dilakukan secara merata mulai dari akar, batang dan daun untuk mempercepat proses pertumbuhan vegetatif. Jika tanaman sudah tinggi/besar, tidak perlu seluruhnya disemprot, tapi cukup di sekitar perakaran saja.
Berikut Beberapa Hasil Dokumentasi hasil Penggunaan Pupuk Ultra Gen di lapangan:
Aplikasi Ultra Gen pada tanaman padi
Aplikasi Ultra Gen pada tanaman padi


kedelai hasil aplikasi Ultra Gen
kedelai hasil aplikasi Ultra Gen


Aplikasi Ultra Gen pada tanaman Jagung
Aplikasi Ultra Gen pada tanaman Jagung

perbandingan banyaknya rumpun padi yang menggunakan Pupuk-Ultra Gen
perbandingan banyaknya rumpun padi yang menggunakan Pupuk-Ultra Gen

perbandingan pemakaian ultra gen dan tidak
ultra gen buah nagapepaya ultra gen
Aplikasi Ultra Gen pada tanaman Sawit: Hasil 30-45 Kg/TBS
Aplikasi Ultra Gen pada tanaman Sawit: Hasil 30-45 Kg/TBS
Ultra Gen Pada Lahan Gambut
Aplikasi Ultra Gen di Qatar
Aplikasi Ultra Gen di Qatar


singkong ultra gen

No comments:

Post a Comment